Tari Kecak Bali, Indah Sekaligus Penuh Filosofi

Yang tidak boleh Kamu lewatkan ketika traveling ke Bali adalah menyaksikan Tari Kecak. Atraksi wisata budaya di Bali ini tariannya indah sekaligus memiliki filosofi yang inspiratif.

Bingung mau liburan kemana lagi? Jika Anda senang dengan wisata budaya, tak ada salahnya untuk mencoba jalan-jalan ke Bali. Pulau Dewata memang dikenal mempunyai banyak sekali destinasi bernuansa alam yang asyik disinggahi. Disamping itu, juga kaya akan atraksi kultural daerah yang menarik untuk dilihat, mungkin salah satunya melihat Tari Kecak.

Lokasi pertunjukkan Tari Kecak Bali ada dibeberapa tempat populer diantaranya Uluwatu, Gianyar, Tanah Lot, Ubud, dan Garuda Wisnu Kencana (GWK). Baik itu di panggung alam terbuka ataupun di gedung tertutup. Dipentaskan setiap hari mulai jam 18.00 – 19.00 WITA. Sebaiknya datang lebih awal agar memperoleh tempat duduk dan terlebih dahulu membeli tiket sebelum menonton.

Termasuk atraksi budaya di Bali paling terkenal. Pesona Tari Kecak sama bagusnya dengan Tari Bali lainnya seperti Tari Barong, Tari Baris, Tari Legong, Tari Pendet dan banyak lagi. Namun mempunyai keunikan dan kekhasan sendiri. Keindahannya mampu memikat hati para traveler yang datang liburan ke Bali, baik itu pelancong domestik ataupun turis mancanegara.

Tari Kecak merupakan tari daerah yang berasal dari Bali. Pada awal mulanya hanya dipentaskan di Pura saja, dikarenakan Tarian Sanghyang atau sebut tarian sakral. Kemudian dikembangkan dengan mengambil sebagian dari kisah Ramayana yang didramatarikan sebagai pengganti Tarian Sanghyang, tujuannya agar tarian tersebut bisa dipentaskan di depan khalayak banyak.

Lalu bagian cerita Ramayana yang diambil dan didramatarikan itu ketika Dewi Shinta dicluik oleh Raja Rahwana. Dalam pementasan Tari Kecak terdapat beberapa tokoh figur Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, Sugriwa, Jatayu hingga Laksmana. Puluhan penari laki duduk membentuk formasi melingkar yang bersuara “cak”, dan ditengahnya sendratari Ramayana digelar.

Menariknya lagi Tari Kecak ini tanpa instrumen musik, jadi yang mengiringi hanya suara irama “cak cak cak” dan kaki kerincingan sang penari. Sedangkan dalam sejarahnya, Tari Kecik ini diciptakan seorang seniman asal Bali yang bernama Wayan Limbak. Yang kemudian Wayan Limbak mempopulerkannya bersama dengan Walter Spies seorang pelukis dari Jerman.

Terus yang terakhir. Tari Kecak itu tidak hanya menyuguhkan keindahan seni drama dan gerak tari saja, tetapi juga memiliki nilai filosofi dan moral yang disampaikan. Apa sajakah itu? Diantaranya nilai spiritualitas, refleksi dari kehidupan, dan ungkapan emosi manusia. Nah, itulah nilai inspiratif dan edukasi yang terkandung dalam atraksi kultural tersebut.